“Seolah-olah semua sudah ndak betul. Ndak ada lagi yg beres“
Itu kesan yg saya tangkap dari sebagian orang dewasa ini. Utamanya dalam dunia politik. Mungkin terkait dengan pemberitaan miring tentang politisi kita yg sebenarnya hanya segelintir kemudian disamaratakan.
Apakah benar begitu ?
Saya membantahnya.
Baiklah, saya menceritakan pengalaman dnegan anak muda , sahabat saya.
Begini ceritanya. Tapi bukan cerita fiktif. Terjadi dalam dunia nyata. Usia saya sudah uzur, sudah banyak tempat saya datangi, pengalaman bergaul dengan banyak ragam manusia, tapi baru kali ini saya temui ada manusia seperti dia, manusia langkah.
Suatu ketika saya meminta tolong ke sahabat muda itu sekiranya dia mau membeli barang saya. Harganya Rp 1,5 juta. Saya betul-betul lagi kepepet.
“Waduh maaf pak. Uang saya tak punya. Tapi saya bisa tolong menjualkannya", kata sahabat muda itu
Senang hatiku karena dia mau membantu Seminggu kemudian dia datang.
“Sudah terjual pak, laku Rp 4,5 juta.”, katanya.
“Alhamdulillah. Terima kasih. Kamu ambil saja 3 juta ”.
“Waduh terlalu banyak”
“Kan perjanjiannya begitu.”, kata saya.
“Walau perjanjiannya begitu, tapi masak sih sampai hati saya mengambil lebih banyak. Bapak ini sahabat dan saya anggap seperti orang tua sendiri”.
Dia menyerahkan uang ke saya. Dia serahkan semua.
“Oh kalau begitu, kamu ambil 2 juta", kata saya sambil menyerahkan uang 2 juta.
“Sudah saya ambil 1,5 juta saja”, katanya sambil menyerahkan kembali ke saya 500 ribu.
Melalui pengalaman nyata ini saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya politisi kita banyak yang baik. Bahkan ada seperti malaikat seperti sahabat muda saya yang bernama Baharuddin, S.H itu.
Dia itu sekarang caleg dari Partai Nasdem untuk DPRD Kabupaten Tolitoli.
Bahwa manusia langsung ijo matanya melihat uang, bahwa manusia banyak baku ukur dengan uang, tapi tidak untuk sahabat muda saya itu.
Sungguh manusia langka yang saya temui pada tujuh tahun silam.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Usman Hasan
Itu kesan yg saya tangkap dari sebagian orang dewasa ini. Utamanya dalam dunia politik. Mungkin terkait dengan pemberitaan miring tentang politisi kita yg sebenarnya hanya segelintir kemudian disamaratakan.
Apakah benar begitu ?
Saya membantahnya.
Baiklah, saya menceritakan pengalaman dnegan anak muda , sahabat saya.
Begini ceritanya. Tapi bukan cerita fiktif. Terjadi dalam dunia nyata. Usia saya sudah uzur, sudah banyak tempat saya datangi, pengalaman bergaul dengan banyak ragam manusia, tapi baru kali ini saya temui ada manusia seperti dia, manusia langkah.
Suatu ketika saya meminta tolong ke sahabat muda itu sekiranya dia mau membeli barang saya. Harganya Rp 1,5 juta. Saya betul-betul lagi kepepet.
“Waduh maaf pak. Uang saya tak punya. Tapi saya bisa tolong menjualkannya", kata sahabat muda itu
Senang hatiku karena dia mau membantu Seminggu kemudian dia datang.
“Sudah terjual pak, laku Rp 4,5 juta.”, katanya.
“Alhamdulillah. Terima kasih. Kamu ambil saja 3 juta ”.
“Waduh terlalu banyak”
“Kan perjanjiannya begitu.”, kata saya.
“Walau perjanjiannya begitu, tapi masak sih sampai hati saya mengambil lebih banyak. Bapak ini sahabat dan saya anggap seperti orang tua sendiri”.
Dia menyerahkan uang ke saya. Dia serahkan semua.
“Oh kalau begitu, kamu ambil 2 juta", kata saya sambil menyerahkan uang 2 juta.
“Sudah saya ambil 1,5 juta saja”, katanya sambil menyerahkan kembali ke saya 500 ribu.
Melalui pengalaman nyata ini saya ingin mengatakan bahwa sesungguhnya politisi kita banyak yang baik. Bahkan ada seperti malaikat seperti sahabat muda saya yang bernama Baharuddin, S.H itu.
Dia itu sekarang caleg dari Partai Nasdem untuk DPRD Kabupaten Tolitoli.
Bahwa manusia langsung ijo matanya melihat uang, bahwa manusia banyak baku ukur dengan uang, tapi tidak untuk sahabat muda saya itu.
Sungguh manusia langka yang saya temui pada tujuh tahun silam.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Usman Hasan