Ambisi mendapatkan piala adipura ditunjukkan Bupati Tolitoli dengan membentuk sebuah tim yang diberi nama Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan disingkat TBuPP.
Seperti dilansir dari Alasannews.com, konon katanya tim yang diketuai oleh Faisal Rani alias Ibel ini berkomitmen menjadikan Kabupaten Tolitoli menjadi kabupaten bersih, indah dan bebas sampah.
Jika benar demikian, ini adalah angin segar bagi masyarakat Tolitoli. Karena persoalan kebersihan, keidahan dan sampah adalah persoalan panjang yang tak kunjung selesai di Kabupaten yang menjuluki dirinya Kota Cengkeh ini.
Masalah sampah adalah tugas besar TBuPP kedepan. Sampah akan jadi momok terberat bagi tim bantukan Bupati Alek ini. Selain mendorong tersedianya sarana penunjang pengelolaan sampah, mereka juga harus bisa memabagun kesadaran masyarakat untuk tidak membuag sampah sembarangan.
Kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya menjadikan beberpa titik di tengah kota yang semestinya dijaga kebersihannya sudah dijadikan warga tempat pembuangan sampah. Salah satu yang paling parah letaknya di depan rumah jabatan bupati.
Jika Sobat berkesempatan. Tepat didepan rumah jabatan tersebut, ada jalan yang dikiri kanannya berjejer rumah-rumah mewah dan besar-besar. Setiap hari di jalan itu selalu saja ada tambahan sampah baru dan yang paling sering nongkrong di tengah jalan biasanya popok bayi dan pembalut wanita bekas pakai. Menjijikkan sekali.
Selain itu, pemandangan serupa juga dapat sobat jumpai di Jl. Gajah Mada Kelurahan Baru, dekat SMK Negeri 1 Tolitoli persis di samping rumah salah seorang anggota DPRD Propensi Sulawesi Tengah. Disitu meriahnya tumpukan sampah akan menyambut sobat dengan penuh kehangatan.
Parahnya sampah di dua tempat diatas sebenarnya jika dibandingkan dengan sampah di Pasar Bumi Harapan Tolitoli belum seberapa. Di pusat perbelanjaan yang oleh masyarakat Tolitoli disebut Pasar Soping ini sampahnya "minta ampun". Coba saja pergi belannja, tapi masuknya lewat dari jalan di dekat Bank Mandiri Cabang Tolitoli. Saya yakin sobat tidak akan mampu untuk tidak menutup hidung. Bau busuk dari tumpukan sampah disana luar biasa.
Di pasar Susumbolan agak mendingan. Walaupun sampah juga banyak, tapi baunya tidak semenyengat sampah di Pasar Bumi Harapan. Hanya mirisnya, tidak jauh dari pasar itu ada sebuah taman di bibir pantai mungkin oleh pemerintah dimaksudkan untuk sarana rekreasi masyarakat Tolitoli.
Sayang, warga Tolitoli kurang begitu tertarik berekreasi di taman tersebut. Dari pada mubazir. Oleh beberapa pedagang, lokasi rekreasi itu dijadikan tempat berjualan buah. Kemungkinan terbesar kurangnya minat warga berekreasi disana karena, sepanjang pantai di taman itu pemandangannya kurang begitu enak. Hamparan pasir putih yang seharusnya elok dipandang mata, rusak tertutup sampah berserakan.
Harapan kini tergantung dipundak Ibel. Mudah-mudahan Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBuPP) yang dinahkodainya kuat memegang komitmen menjadikan "Tolitoli menjadi kabupaten bersih, indah dan bebas sampah".
Semoga Ibel mampu membuat rekayasa sosial, menghimpun seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Tolitoli agar bersedia dan rela bahu-membahu, bersinergi mewujudkan komitmen muliahnya itu.
Seperti dilansir dari Alasannews.com, konon katanya tim yang diketuai oleh Faisal Rani alias Ibel ini berkomitmen menjadikan Kabupaten Tolitoli menjadi kabupaten bersih, indah dan bebas sampah.
Jika benar demikian, ini adalah angin segar bagi masyarakat Tolitoli. Karena persoalan kebersihan, keidahan dan sampah adalah persoalan panjang yang tak kunjung selesai di Kabupaten yang menjuluki dirinya Kota Cengkeh ini.
Masalah sampah adalah tugas besar TBuPP kedepan. Sampah akan jadi momok terberat bagi tim bantukan Bupati Alek ini. Selain mendorong tersedianya sarana penunjang pengelolaan sampah, mereka juga harus bisa memabagun kesadaran masyarakat untuk tidak membuag sampah sembarangan.
Kurangnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya menjadikan beberpa titik di tengah kota yang semestinya dijaga kebersihannya sudah dijadikan warga tempat pembuangan sampah. Salah satu yang paling parah letaknya di depan rumah jabatan bupati.
Jika Sobat berkesempatan. Tepat didepan rumah jabatan tersebut, ada jalan yang dikiri kanannya berjejer rumah-rumah mewah dan besar-besar. Setiap hari di jalan itu selalu saja ada tambahan sampah baru dan yang paling sering nongkrong di tengah jalan biasanya popok bayi dan pembalut wanita bekas pakai. Menjijikkan sekali.
Jl. T. Madayuhi Tolitoli |
Selain itu, pemandangan serupa juga dapat sobat jumpai di Jl. Gajah Mada Kelurahan Baru, dekat SMK Negeri 1 Tolitoli persis di samping rumah salah seorang anggota DPRD Propensi Sulawesi Tengah. Disitu meriahnya tumpukan sampah akan menyambut sobat dengan penuh kehangatan.
Sampah di Jl. Gajah Mada |
Parahnya sampah di dua tempat diatas sebenarnya jika dibandingkan dengan sampah di Pasar Bumi Harapan Tolitoli belum seberapa. Di pusat perbelanjaan yang oleh masyarakat Tolitoli disebut Pasar Soping ini sampahnya "minta ampun". Coba saja pergi belannja, tapi masuknya lewat dari jalan di dekat Bank Mandiri Cabang Tolitoli. Saya yakin sobat tidak akan mampu untuk tidak menutup hidung. Bau busuk dari tumpukan sampah disana luar biasa.
Di pasar Susumbolan agak mendingan. Walaupun sampah juga banyak, tapi baunya tidak semenyengat sampah di Pasar Bumi Harapan. Hanya mirisnya, tidak jauh dari pasar itu ada sebuah taman di bibir pantai mungkin oleh pemerintah dimaksudkan untuk sarana rekreasi masyarakat Tolitoli.
Sayang, warga Tolitoli kurang begitu tertarik berekreasi di taman tersebut. Dari pada mubazir. Oleh beberapa pedagang, lokasi rekreasi itu dijadikan tempat berjualan buah. Kemungkinan terbesar kurangnya minat warga berekreasi disana karena, sepanjang pantai di taman itu pemandangannya kurang begitu enak. Hamparan pasir putih yang seharusnya elok dipandang mata, rusak tertutup sampah berserakan.
Sampah berserakan di sepanjang Pantai Susumbolan |
Harapan kini tergantung dipundak Ibel. Mudah-mudahan Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBuPP) yang dinahkodainya kuat memegang komitmen menjadikan "Tolitoli menjadi kabupaten bersih, indah dan bebas sampah".
Semoga Ibel mampu membuat rekayasa sosial, menghimpun seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Tolitoli agar bersedia dan rela bahu-membahu, bersinergi mewujudkan komitmen muliahnya itu.